Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.

Selasa, Februari 09, 2010

EFEK RUMAH KACA (3 versi yang berbeda)

Efek Rumah Kaca (Versi 1)


Efek Rumah Kaca adalah proses alamiah dimana sinar matahari yang masuk ke bumi tidak sepenuhnya diserap permukaan bumi karena sebagian dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa dan sebagian lainnya terperangkap dan diserap oleh gas-gas atmosfer yang menyelimuti bumi, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.

Peristiwa ini yang menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak untuk kita tempati karena jika tidak ada proses efek rumah kaca ini maka bumi akan menjadi dingin.

Gas rumah kaca yang berada di atmosfer terdiri dari :CO2 (karbon dioksida), CH4(Metan), N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride)

Ini dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti : Pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak.

Selain itu gas rumah kaca juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan.

Gas rumah kaca yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

Berubahnya komposisi gas rumah kaca di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi gas secara global akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh gas rumah kaca tadi. Meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.

Kesimpulan dasar ini telah didukung oleh lebih dari 40 masyarakat ilmiah dan akademi ilmu pengetahuan, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara industri utama.

Peningkatan suhu global akan menyebabkan permukaan air laut naik dan akan mengubah jumlah dan pola curah hujan, mungkin termasuk perluasan subtropis padang pasir.

Pemanasan terkuat terjadi di Kutub Utara dengan terjadinya pencairan lapisan es dan lautan es. Dan kemungkinan akan terjadi peristiwa intensitas cuaca ekstrim, kepunahan beberapa spesies tumbuhan dan hewan.

Hampir sebagian besar pemerintah internasional telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto yang bertujuan mengurangi gas rumah kaca emisi di negara masing-masing.



Efek Rumah Kaca (Versi 2)

Efek Rumah Kaca adalah grup musik indie yang berasal dari Jakarta. Terdiri dari Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (vokal latar, bass), Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar). Mereka dikenal oleh para pecinta musik di Indonesia karena lagu-lagu mereka yang banyak menyentuh dan memotret keadaan sosial masyarakat di sekitar mereka pada semua tingkatan. Sampai sekarang, band ini sudah mengeluarkan dua buah album studio, yaitu Efek Rumah Kaca pada tahun 2007 dan Kamar Gelap pada tahun 2008.

Efek Rumah Kaca pada awalnya dibentuk pada tahun 2001. Setelah mengalami beberapa kali perubahan personil, akhirnya mereka memantapkan diri dengan formasi band tiga orang. Sebelumnya, band ini bernama Hush. Nama ini kemudian diganti menjadi Superego, lalu berubah lagi pada tahun 2005 menjadi Efek Rumah Kaca - diambil dari salah satu judul lagu pada album perdana mereka.

Sejak awal kemunculan mereka, banyak pihak yang menyebutkan bahwa warna musik Efek Rumah Kaca tergolong dalam post-rock, bahkan ada yang menyebutkan shoegaze sebagai warna musik mereka. Tetapi, Efek Rumah Kaca dengan mantap menyebutkan bahwa warna musik mereka adalah pop, karena mereka merasa tidak menggunakan banyak distorsi dan efek-efek gitar dalam lagu-lagu mereka seperti selayaknya musik rock.

Penghargaan yang pernah diraih : Nominator AMI Award 2008, Rookie of the Year 2008, Rolling Stone Indonesia, Peraih MTV Music Award 2008, kategori The Best Cutting Edge



Efek Rumah Kaca (versi 3)

Mungkin salah satu dari kita kaum adam pernah terjebak atau memang minta dijebak oleh teman atau kolega kita ketika kita berada di kota lain jauh dari tempat tinggal. Jurus “aji mumpung”, mumpung jauh dari keluarga dan butuh kehangatan sesaat atau memang difasilitasi untuk mencari “cinta sesaat”, maka tempat yang dituju sudah jelas, tidak perlu didetail kondisi dan suasananya tapi yang pasti ketika sampai di depan “Rumah Kaca” atau banyak orang menyebut dengan istilah “aquarium”, sensasipun tercipta dengan terpampangnya beberapa gadis belia dengan berbagai bentuk, ukuran dan gaya yang meningkatkan birahi. Wow..

Bahaya dari efek rumah kaca ini bisa membuat para “pelanggan” ketagihan karena kemauan pribadi atau memang terkena rayuan penghuni rumah kaca yang akhirnya bisa mengganggu kenyamanan rumah tangga, kesehatan pribadi maupun pasangan sah, belum lagi rusaknya norma budaya dan agama.

Kalau sudah begitu, gak perlu di kota lain, di kota sendiripun sudah siap menjebakkan diri. Bahkan ada yang sampai membina hubungan terikat dengan penghuni rumah kaca. Gak tau menikah atau sekedar “kumpul2” aja.

(dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: